Jumat, 21 September 2012

paribahasa

1. Adam lali tapel, artinya orang yang lupa kepada asalnya, tak ingat akan sanak-saudaranya sendiri.

2. Ati mungkir, beungeut nyanghareup, artinya meskipun nampak seperti setia namun tidaklah demikian dalam hatinya. Dikatakan kepada orang yang menjadi bawahan orang lain.

3. Asa aing uyah kidul, artinya angkuh, sombong, merasa paling hebat seperti garam dari lautan selatan dianggap lebih asin daripada garam yang dibuat di lautan lain.

4. Lodong kosong ngelentrung, artinya tong kosong nyaring bunyinya.

5. Marebutkan balung tanpa eusi, sama dengan marebutkeun paisan kosong. Artinya memperebutkan sesuatu yang tak ada gunanya.

6. Moro julang ngaleupaskeun peusing. Artinya untuk memperoleh sesuatu yang belum tentu, melepaskan barang yang sudah di tangan.

7. Nu asih dipulang sengit, nu nyaah dipulang moha. Artinya membahas kebaikan dengan keburukan. Air susu dibalas dengan air tuba.

8. Nu titeuleum disimbeuhan. Artinya meledek atau menertawakan orang yang sedang ditimpa kemalangan.

9. Ngarawu ku siku. Artinya karena serakah ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya malah hanya memperoleh sedikit.

10. Sabuni-buni nu ngising. Artinya orang yang berbuat kejahatan atau melakukan perbuatan yang tidak baik, akhirnya nisca akan diketahui juga.

11. Monyet ngagugulung kalapa. Artinya menunjuk kepada orang yang memiliki sesuatu yang berharga tetapi ia sendiri tidak dapat mengambil manfaat daripada miliknya itu.

12. Nyalindung ka gelung, dikatakan kepada laki-laki yang menikah dengan wanita kaya sehingga ia tidak usah mencari nafkah lagi. Biasanya wanitanya lebih tua daripada si laki-laki.

13. Agul ku payung butut. Artinya membangga-banggakan keturunan yang sebenarnya sudah tidak ada artinya lagi.

14. Ngijing sila bengkok sembah. Artinya hampir sama dengan ati mungkir beungeut nyanghareup, dipakai untuk menyebut orang yang tidak setia atau sungguh-sungguh menjalankan perintah majikannya.

15. Gindi pikir belang bayah. Artinya tidak mempunyai hati yang tulus, selalu hendak mencelakakan orang lain.

16. Goong nabeuh maneh. Artinya gemar menceritakan keunggulan dirinya sendiri di depan orang lain. Menyombongkan perbuatan sendiri.

17. Kandel kulit beungeut. Artinya tak tahu malu. Muka badak.

18. Luncat mulang. Artinya perkataannya tak dapat dipegang sebab sering berubah. Lompatannya bolakbalik.

19. Ka bawa ku sakaba-kaba. Artinya ikut melakukan perbuatan jelek karena ikut-ikutan orang lain.

20. Pindah pileumpangan. Artinya berubah adat karena naik kedudukan atau menjadi kaya, yang tadinya ramah terhadap orang kecil, menjadi sombong, dan lain-lain.

21. Elmu ajug. Artinya orang yang gemar memberi keterangan kepada orang lain mengenai sesuatu kebaikan tetapi dia sendiri tidak melakukannya.

22. Cul dogdog tinggal igel. Artinya meninggalkan garapan yang utama karena tergiur oleh yang kurang penting. Didasarkan dari perminan reog atau ogel, yang setiap permainannya membawa dogdog yang dipukulnya sepanjang permainan dan orang menari seirama dengan pukulan dogdog itu. Tapi kadang-kadang karena asyik menari, ada pemain yang menaruh dogdog-nya.

23. Pagirang-girang tampian. Artinya semua orang tidak ada yang mau mengalah, karena ingin mandi atau mencuci di tepian yang paling hulu, dengan demikian ia mendapat air yang bersih, sedangkan orang lain terpaksa memakai air yang sudah digunakan.

24. Cara kuda lepas ti gedogan. Artinya orang yang keluar dari tempatnya lalu melakukan apa saja yang dia kehendaki tanpa memperhatikan aturan lagi.

25. Nyieun pucuk ti girang. Artinya orang yang berbuat sesuatu untuk melakukan pertengkaran dengan yang lain.
membran is offline   1. Batok bulu eusi madu. Artinya meskipun nampaknya dari luar bodoh atau tak punya isi yang berharga, namun sebaliknya, isinya sesuatu yang berguna.

2. Bobot pangayon timbang taraju. Artinya pertimbangan yang adil, sesuai dengan timbangan hukum (pangayon adalah alat mengukur isi, untuk menakar, sedangkan taraju adalah timbangan untuk mengukur beratnya kapas).

3. Ditiung samemeh hujan. Artinya harus bersiap-siap menghadapi kesulitan yang mungkin datang. Sedia payung sebelum hujan.

4. Sareundeuk saigel, sabobot sapihanean, sabata sarimbagan. Artinya selalu bersama-sama tak pernah bertengkar karena berbeda pendapat, rukun dan saling menghargai.

5. Kujang dua pangadekan. Artinya mempunyai maksud ganda, sehingga dengan sekali jalan mendapat beberapa hasil.

6. Kudu boga saku dua, atau kudu boga pikir kadua leutik. Artinya harus mempunyai pikiran rangkap, agar tidak mudah tertipu atau mudah terjebak. Segala sesuatu dipertimbangkan dengan matang.

8. Pindah cai pindah tampian. Artinya menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru, baik tempat tinggal maupun tempat pekerjaan. Dengan demikian tidak mudah terseret pada pertengkaran, disukai oleh lingkungan baru.

9. Caina herang laukna beunang. Artinya mengusahakan agar mencapai hasil dengan tidak menimbulkan ketegangan dengan orang lain.

10. Jelema pasagi, atau masagi. Artinya orang yang banyak kepandaian atau kemampuan, sehingga dapat melakukan apa saja. Ada juga yang menganggap bahwa di samping itu juga harus mempunyai kekayaan yang cukup.

11. Kuru cileuh kentel peujit. Artinya mengurangi tidur dan makan karena ingin mencapai sesuatu atau karena ingin jadi orang pandai. Tirakat.

12. Landung kandungan, laer aisan. Artinya orang yang banyak pertimbangan, adil, sabar, tak mudah mengambil keputusan yang gegabah.

13. Mangkok emas eusi madu. Artinya wadah dan isi sama-sama berharga, dipakai untuk menyebut orang pandai yang halus budi bahasanya dan santun sikapnya.

14. Malapah gedang. Artinya tidak langsung menanyakan sesuatu kepada intinya, melainkan mulai dengan hal-hal lain yang sedikit demi sedikit menju kepada maksud yang sebenarnya, sehingga yang ditanya atau diajak berbicara tidak merasa tertekan.

15. Nangtung di kariungan, ngadeg di karegeman. Artinya harus sesuai dengan keputusan bersama, sehingga tidak menimbulkan pertengkaran yang tak perlu.

16. Nete taraje nincak hambatan. Artinya melakukan sesuatu harus sesuai dengan urutan yang sudah ditetapkan.

17. Sapapait samamanis, atau sabagja sacilaka. Artinya selalu rukun. Lihat: nomor 4 dan nomor 7.

18. Paheuyeuk-heuyeuk leungeun. Artinya saling tolong dan saling bantu dalam mengerjakan sesuatu.

19. Buruk-buruk papan jati. Artinya meskipun ada perbuatannya yang tercela, tapi karena orang itu masih ada hubungan persaudaraan, maka timbul rasa kasihan.

20. Genteng-genteng ulah potong. Artinya jangan sampai putus, meskipun hanya sekedarnya saja.

21. Kudu bisa ngeureut miceun. Artinya harus hemat dan bijaksana dalam mengatur rizki, sehingga tidak habis dipakai oleh yang berguna.

22. Ngukur ka kujur, nimbang ka awak. Artinya harus tahu diri, jangan melakukan hal yang di luar kemampuan.

23. Sagolek pangkek, sacangred pageul. Artinya kalau berkata harus tepat karena telah dipertimbangkan dengan matang, sehingga tidak berubah lagi.

24. Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok. Artinya segala sesuatu kalau dikerjakan dengan tekun dan sabar niscaya akan ada hasilnya.

25. Kaciwit kulit kabawa daging. Artinya kalau ada saudara atau keluarga kita yang dapat hukuman karena melakukan kesalahan, maka kita pun akan ikut merasa malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar